KAMPING

KAMPING

Cerpen Rizqi Nurbeta

Pagi hari ini,suasananya sangat cerah. Ketika matahari menampakkan kemegahannya, Graysia sudah siap berangkat kamping ke Puncak, Bogor bersama teman-temannya dengan bekal yang sudah disiapkannya semalam. Ia berangkat naik bus wisata yang dua minggu lalu sudah dipesan sekolahnya. ”Hai Rin,kamu ikut?” tanya Graysia kepada Varin saat akan berangkat. ’’Tentu saja, aku kan juga ingin melihat suasana malam disana, eh kamu tahu tidak, katanya di hutan yang berada di Puncak buat kamping kita itu, banyak anjing hutannya lho….’’ jawab Varin.

’’Maksud kamu, serigala?’’ tanya Graysia penasaran ’’Iya lah….’’

’’Ih serem ya!’’

Sudah setengah hari Graysia di dalam bus. Dia sudah tidak sabar lagi untuk segera sampai di tempat tujuan. ’’Belum sampai juga ya?’’ tanya Graysia, ”Sabarlah nanti juga akan sampai,’’ hibur Varin. ’’Graysia !’’ ’’Hah, ada apa?’’ ’’Sudah sampai nih, ayo turun! Cepatlah sedikit’’ ’’Iya…,cerewet banget sih.’’

’’Wah…indah ya…, eh Rin memangnya di sini benar banyak anjing hutannya?’’ tanya Graysia mulai takut. ’’Benar. Aku tidak bohong, malahan di sini juga banyak burung gagaknya loh!’’ ’’Burung gagak? Yah itukan cuma burung. Di hutan memang banyak burungnya kan.?’’ ’’Tapi ini beda. Aku pernah dengar, kata orang dulu nih, kalau ada yang mendengar suara burung gagak,itu tandanya salah satu orang yang mendengarnya ataupun orang terdekat kita akan ada yang meninggal,’’ jelas Varin. ’’Alah, itu tahayul!’’

Malam hari telah tiba, rembulan telah menampakkan diri ditemani bintang-bintang yang anggun. Graysia dan teman-temannya segera membuat api unggun. “Wah, bulan purnama di sini indah ya Rin,’’ kata Graysia sambil menikmati indahnya bulan purnama di bawah rindangnya pohon mahoni. ’’Iya Grays, tapi yang aku takutkan jika ada anjing hutan yang melolong tengah malam nanti.’’ Varin mulai khawatir. ’’Memangnya kenapa?’’ ’’Ih… Graysia, kalau ada anjing hutan yang melolong di bulan purnama, maka salah satu orang yang kita kenal atau bahkan, aakh…!!!’’ Teriak Varin.

’’Varin, kenapa kamu? Lihat, teman-teman pada ngelihatin kamu, tahu!’’ Semuanya mulai sibuk kembali dengan aktivitas masing-masing, ’’Bahkan apa, Rin?’’ ’’Ih…ngeri pokoknya.’’ ’’Iya tapi kamu belum selesai ngomong kan? Ayolah, bahkan apa?’’ Dengan terpaksa Varin menjawab dengan nada yang lambat. ’’Bahkan kita sendiri akan…’’ ’’Ya Rin, aku juga tahu maksudmu. Tapi lebih baik lagi kalau kamu istirahat.’’ ’’Ya baiklah, aku juga nggak mau mendengar lolongan anjing hutan dan burung gagak.’’

Sebenarnya Graysia sudah bosan melihat tingkah temannya yang baru dia kenal belum genap dua tahun itu. ’’Apa sih, yang membuat Varin jadi biasa ngarang gitu ya…?’’ gumam Graysia. Tapi itu sudah dilupakan Graysia segera, karena dia tidak mau terlalu memikirkan persoalan yang sepele, apalagi terlalu menghayal. Graysia dan teman-temannya melanjutkan malam api unggun yang menyenangkan tanpa Varin.

Meskipun acara api unggun sudah selesai, Graysia masih sibuk dengan telepon genggamnya hingga tengah malam di depan tenda. Sesekali dia bersorak-sorak atas kemenangannya bermain game. ”Yes…yes…yes…menang juga! Siapa itu…!!!” Dengan terkejut dia menengok ke arah belakang, tampaknya dia mulai gelisah dan takut. ”Grays, sepertinya tidur tanpa teman-teman tidak enak banget deh,” kata Varin mengejutkan Graysia. ”Varin, Varin, hampir saja jantungku lari,” gerutu Graysia. ”Iya deh maaf, eh main apa kamu?” ”Biasa nih, 5-0 hebat kan.” ” Yaaa…lumayan,” puji Varin.

Kali ini, dua pasang mata tertuju pada arah bulan yang membentuk bulatan penuh. ” Suara apa itu Rin ?” tanya Graysia. ” Itu anjing hutan Grays, aku takut nih, kita tidur aja deh! Yuk… Grays, ayo tidur!” “ Iya…iya, aku juga tahu kalau kamu sebenarnya emang penakut kan.” Tampak tersinggung hati Varin, mungkin karena perkataan Graysia sedikit memojokkan dirinya. ” Ya…, sudah. Ayo tidur!”

Dengan segera Graysia mengikuti temannya ke tenda. Sampai akhirnya, direbahkanlah tubuh yang dari sore hari belum menyentuh air sedikit pun. Graysia sebenarnya sudah muak dan bosan mendengar omongan tak berguna dari Varin.

“Rin, Rin…. Varin, sudah tidur?”

Tak ada jawaban dari temannya bukan membuatnya makin kesal, tetapi dia malah ingin mencari tahu dari mana temanya itu berguru tahayul-tahayul yang dia anggap tak ada.

Pagi sudah datang, sinar matahari sudah mulai masuk di balik celah-celah dedaunan. ”Ahh…dasar tukang tidur, hei bangun Grays.” “Apaan sih!” kesal Graysia “Yah tidur lagi.” “Hei, sembarangan, memangnya kamu tahu apa yang kulakukan semalam?” “Bukankah semalam kau tidur bersamaku?” “Itu kan kamu, aku jalan-jalan sama teman-teman yang lain.” “Jadi semalam aku tidur sendirian?” “Ya..iyalah, sama siapa lagi,sama hantu?”

Semua terdiam,tapi suasana berubah saat mereka berdua mendengar suara burung gagak yang sedang bertengger dipohon damar, dekat tenda mereka. “Graysia, kamu dengar suara itu?” “Tentu saja, memangnya kenapa?” “Grays aku sudah bilang kan sama kamu, kalau ada yang mendengar suara burung gagak itu artinya ada yang akan meninggal hari ini, apa kamu tidak takut?” “Itu kan cuma tahayul Tadi malam aku mendengar lolongan anjing, tapi tidak ada kejadian apapun.”

“Sudahlah, hentikan omong kosongmu itu.” “Tapi aku…” “Tapi apa? Aku sudah muak mendengar cerita bohongmu itu, lebih baik kemasi barangmu, sebentar lagi berakhir sudah kamping yang membosankan ini, karena ada si pengganggu dengan cerita-cerita yang tak berguna itu.” “Baiklah…” “Sudah pergi sana, pergilah sejauh mungkin!”

Semua sudah berkemas, sebentar lagi kamping yang menyebalkan bagi Graysia akan berakhir. ”Akhirnya, aku akan pulang. Sekarang aku sudah bebas dari si cerewet Varin.” Graysia sudah melakukan hal yang salah terhadap temannya, dan anehnya Graysia tetap optimis. ”Biarin aja.”

Bagi Graysia, kamping yang menyebalkan ini belum selesai kalau bus yang mereka naiki belum keluar dari pintu gerbang Puncak. Graysia makin kesal ketika ban bus kempes. Perlu waktu lama untuk bisa jalan lagi. ”Yah kempes, turun deh.! Tapi dimana si cerewet Varin ya?” “Ayo turun-turun!” kata pemandu wisata. Bukannya diam, pemandu itu malah bertanya pada Graysia.” Graysia! Dimana Varin?” “Maaf Pak, saya tidak tahu. Bukannya tadi naik bus?” “Ah, tadi kan sama kamu!” “Tidak Pak.”

Wajah pemandu itu tampak cemas, terlihat dari cahaya matanya yang redup.

“Ok…semuanya apa ada yang melihat Varin?”

Semua terdiam tanpa suara sedikitpun, hanya terlihat beberapa anak yang berbisik-bisik. Setelah itu, ”Hei lihat….!” Entah dari mana asal suara itu, tetapi semua mata tertuju ke arah Barat. “Teman-teman tunggu aku…!” teriak Varin dengan terengah-engah “Varin”, dengan serentak semua menyebutkan nama Varin. ”Hah…hah…hah Pak saya kok ditinggal, padahal kan saya belum naik busnya.” “Lho, waktu kamu berangkat duduknya dengan siapa?” “Graysia Pak, seharusnya,dia bilang kalau saya belum naik.

Semua mata tertuju ke arah Graysia, ”apa? Aku kan tidak salah.” Graysia membela diri. “Graysia, sepulang dari sini temui saya.” “Tapi Pak…” “Tapi apa, kamu seharusnya memberi tahu saya, kalau Varin tidak ada, jadi kamu yang bertanggung jawab, bahkan waktu berangkat duduknya di sebelah kamu.” “ Jadi saya dapat hukuman?” “ Iya “

Tampak muka penyesalan dari Graysia, mungkin kamping kali ini adalah kamping yang paling menyebalkan baginya. ”Gara-gara Varin,” gerutunya.

Pekalongan, Mei 2008

Rizqi Nurbeta, Kelas IX A

WISATA AGRO KALIGUA

WISATA AGRO KALIGUA

Tempat ini sangat asyik untuk dikunjungi,apa lagi buat refreshing. Bagi orang yang mau menginap, di sana ada tempat penginapan dan juga kafe.Di kafe kita bisa memesan minuman spesial yaitu jus strawberry.

Ada juga kebun strawberry dan pekarangan bunga. Bunganya juga beraneka ragam. Kalau kita masuk pekarangan bunga baunya harum sekali, apa lagi kalau saat mekar.

Di sana juga terdapat tempat wisata, di antaranya adalah Telaga Renjang/Lele, Tuk Bening, Pancuran Pitu, dan Goa Jepang. Ada juga Puncak Sakup, Puncak Asoka, dan Puncak Ambar.

Telaga Renjeng/Lele, pengunjungnya kebanyakan hanya saat lebaran saja, kalau saat hari-hari biasa ditutup. Di Telaga Renceng ini banyak lelenya dan ada pula ikan masnya, ikannya besar-besar lho…!!! Tapi tidak boleh ditangkap atau dibawa pulang, soalnya ini telaga keramat. Kata penduduk sekitar, kalau kita mengambil ikan di telaga itu maka kita akan mendapat bencana, yaitu rumah kita akan hancur. Konon kabarnya, di dalam telaga sampai sekarang masih ada istana hantu hi…!!! Seram deh.

Di Tuk Bening airnya sangat segar sekali lho. Di situ ada tempat untuk santai. Di Tuk Bening ini banyak pengunjungnya, banyak yang mengambil airnya untuk minum atau untuk mandi.

Tidak jauh dari Tuk Bening terdapat Pancuran Pitu. Hanya berjalan beberapa menit saja dari Tuk bening. Di Pancuran Pitu ada patung yang didatangkan dari Solo. Dan kata penduduk setempat pada saat malam Jumat Kliwon ada ular raksasa muncul di tengah malam, dan kalau ular itu berganti kulit yang penduduk Kaligua lihat hanya berbentuk sebuah jamur. Kalau kita makan kita akan mati hiii…!!! Serem banget ogah ah mati soalnya aku belum nikah hehehe…kembali ke teks.

Goa Jepang, kalau kita mau ke Goa Jepang, kita akan melewati Tuk Bening, di depan Goa Jepang ada juru kuncinya yang bisa mengantarkan pengunjung ke dalam. Saat kita masuk, di depan kita hanya kegelapan yang tampak, hanya diterangi dengan lampu petromaks saja. Jangan coba-coba masuk sendiri soalnya kita bisa tersesat . Jalan di dalam goa berliku-liku. Di dalam goa juga ada bekas penjara Jepang, ruang pembantaian, sarang walet dan lain-lain. Setelah ke Goa Jepang kita menuju ke Puncak Sakup.

Dari Puncak Sakup kita bisa melihat pemandangan yang sangat indah. Kita bisa melihat gunung Slamet dengan jelas.Di atas sana seakan-akan kita berada di lautan teh yang sangat luas. Suasana di sana sejuk sekali. Puncak Sakup adalah puncak paling tinggi di Kaligua.

Sekarang kita menuju Puncak Asoka. Dari sana kita bisa melihat desa-desa yang ada di sana. Di antaranya Kampung Timur, Kampung Barat, dan sekitarnya.

Yooo….Sekarang kita ke Puncak Ambar, di sana hampir tidak ada pengunjungnya karena jalannya berliku-liku, jauh, tetapi ketika sudah sampai di Puncak Ambar, suasananya tidak jauh dari Puncak Asoka. Di puncak Ambar terdapat Goa Angin, konon katanya di puncak Ambar sesekali ada angin yang bertiup kencang dari dalam Goa Angin. Dari mulut goa, lubang untuk masuk ke dalam sangat sempit, namun semakin ke dalam semakin lebar lubangnya.

Di Kaligua lingkungannya sangat baersih dan sangat tertata rapi.Di sana juga banyak yang menanam tanaman hias, pemandangannya indah, orang-orangnya ramah-ramah. Kalau sudah kesana sekali saja pasti akan ketagihan dech…..!!!

Oleh:Elly Budi Asih

Kelas: IX C

ILLEGAL LOGING DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

ILLEGAL LOGING

DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

Oleh: Maria Sriwanti

Tuhan menciptakan bumi Indonesia tidak hanya kaya akan bahan galian/tambang, tetapi juga mengberikan anugerah berupa hutan yang luas. Berbagai jenis hutan bisa tumbuh dengan baik di Indonesia, di antaranya hutan rimba, hutan homogen/serba sama, hutan bakau, hutan lindung, dan sebaginya.

Keberadaan hutan sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, baik manusia maupun makhluk hidup lain. Apalagi hutan yang memiliki berbagai fungsi, antara lain sebagai paru-paru dunia, tempat penyimpanan air (hidrologi regime reguler), dan untuk mempertahankan kesuburan serta habitat yang baik bagi satwa liar.

Akan tetapi hutan di Indonesia yang begitu luas lama-kelamaan semakin menipis, habis, atau rusak. Salah satu penyebabnya adalah adanya kegiatan/praktik illegal loging dan pembakaran hutan. Keserakahan manusia yang menginginkan kekayaan, secara tidak langsung telah membuat nasib anak cucu kita di masa datang menjadi tanda tanya. Masihkah mereka akan bersenandung di balik hijaunya hutan, ataukah merintih oleh panas global akibat krisis hutan?

Sebagian dari anggota masyarakat kita memang sibuk menimbun kekayaan untuk diri sendiri, seolah lupa dengan masa depan bangsa ini. Egoisme pribadi menyebabkan mereka hanya memikirkan diri sendiri. Penebangan liar, pencurian kayu, perambahan hutan dan sejenisnya seolah tidak pernah habis-habisnya.

ILLEGAL LOGING DAN UPAYA PENANGGULANGANNYA

Kegiatan illegal loging bukan hanya dilakukan oleh masyarakat kecil yang tinggal di sekitar hutan, tetapi oleh para badut berdasi dan pejabat tinggi. Bahkan anggota TNI pun diduga terlibat kegiatan illegal loging. Menurut situs www.kompas.com, tanggal 12 Maret 2005 diduga ada empat anggota TNI terlibat dalam kegiatan illegal loging di Papua. Mereka disinyalir menerima aliran dana dari pengusaha asal Malaysia, Wong Tse Thung, yang saat ini masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) karena terbukti terlibat kasus illegal loging di Papua.

Dalam beberapa kasus yang terjadi, kegiatan illegal loging tidak hanya dilakukan sekali dua kali, melainkan berkali-kali. Kegiatan illegal loging itu sendiri dilakukan dengan cara bersama-sama (rombongan). Di Kalibening (Banyumas) misalnya, satu rombongan berjumlah antara 20 sampai 50 orang (Harian Pikiran Rakyat, 24 Januari 2004). Waktu pencurian biasanya dilakukan pada petang sampai malam hari, dengan tujuan agar tidak diketahui oleh petugas patroli atau petugas-petugas hutan. Alat-alat yang digunakan adalah gergaji mesin, bendo, dan kampak.

Pada proses berikutnya kayu-kayu yang sudah ditebang diangkut dengan cara dipikul. Kemudian dimasukkan ke dalam truk pengangkut. Kayu ini kemudian dijual kepada pengusaha, pengelola, dan penggergaji.

Penyebab dan Upaya Penanggulangannya

Pada bagian pendahuluan sudah disinggung bahwa penyebab utama terjadinya kegiatan illegal loging adalah tidak adanya kesadaran dari sebagian masyarakat kita. Ketidaksadaran itu terutama muncul dari rasa egoisme, mementingkan diri sendiri tanpa memperhatikan nasib masa depan bangsa. Penebangan tidak saja menyebabkan hutan gundul, tapi juga bisa mengganggu keseimbangan ekosistem. Bayangkan betapa hewan yang tinggal di dalamnya tidak lagi memiliki tempat tinggal, kekeringan yang amat menyengsarakan saat musim kemarau lantaran persediaan air yang selama ini di hutan tidak ada lagi, dan sebagainya.

Keserakahan sebagian masyarakat memang menimbulkan rasa khawatir akan nasib bumi kita. Masyarakat kecil yang tinggal di sekitar hutan juga tidak mampu berbuat lain. Kebutuhan dan didesak faktor ekonomi keluarga mengakibatkan mereka mau saja menerima bujukan menebang hutan dan menjualnya kepada para cukong kayu.

Bagaimana pun hutan punya manfaat yang sangat banyak pada kita. Semestinya, kalau ingin memanfaatkan kayu atau hasil hutan kita harus berhati-hati. Kalau sudah ditebangi seharusnya dilakukan lagi regenerasi dengan jalan menanami kembali hutan baru.

Kalau para pejabat atau cukong kayu dibiarkan menjarah hutan, dapat kita bayangkan betapa besar kerugian negara. Kayu-kayu seharusnya sebagai devisa negara malah habis dan rusak dimakan gergaji mesin.

Pemerintah bukannya tidak melakukan tindakan terhadap praktik illegal loging ini. Namun praktik ini agaknya sudah menjadi suatu rantai yang teramat panjang. Ketika di satu daerah dicoba untuk diberantas, di daerah lain pun sudah muncul praktik serupa. Akibatnya, pemerintah menjadi kewalahan ditambah lagi dengan ketidakpedulian oknum aparat dan sebagian masyarakat yang tinggal di sekitar hutan.

Upaya penegakan hukum yang dilakukan pemerintah seharusnya dibuat lebih tegas tanpa pandang bulu. Kenyataan selama ini sungguh amat mengecewakan. Hukuman bagi tersangka pelaku praktik illegal loging berkisar 3 sampai 6 bulan penjara, tidak sebanding dengan kerusakan hutan yang diakibatkannya (Tempo Interaktif, 26 November 2004).

Demikian susahnya penegakan hukum terhadap pelaku illegal loging ini menyebabkan pemerintah mengupayakan cara lain. Upaya itu misalnya dengan penggunaan Undang-undang Perlindungan Hutan dan Undang-undang Lingkungan Hidup. Dengan menggunakan kedua jenis undang-undang ini, pelaku illegal loging setidaknya bisa dikenakan hukuman 5 tahun atau lebih. Di sisi lain, pemerintah terus mengupayakan undang-undang lainnya agar pelaku illegal loging bisa diberantas.

Peran sebagai Pelajar

Kita sebagai anak bangsa dan generasi penerus tentu juga dituntut untuk berperan serta dalam pelestarian hutan. Mempelajari betapa berbahayanya bumi ini apabila hutannya tidak dilestarikan bisa menimbulkan kesadaran kepada kita untuk tidak meniru ataupun mengikuti jejak para pencuri kayu.

Di samping itu, berbagai kegiatan di sekolah juga mampu memupuk rasa cinta kita kepada alam. Kegiatan pramuka, pecinta alam, dan berbagai upaya penanaman hutan lewat kegiatan perkemahan merupakan contoh betapa kita sebagai pelajar bisa berperan aktif. Selain itu upaya penyadaran kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kita juga bisa kita lakukan.

Selain itu karena status kita masih pelajar yang masih duduk di bangku sekolah, maka peran kita dalam penanggulangan illegal loging adalah dengan belajar yang baik. Kita belajar bukan hanya di ruangan sekolah saja. Kita bisa belajar dimana saja kita berada serta kapan saja ada waktu luang. Dengan ilmu pengetahuan yang kita miliki sekarang ini, kelak akan bermanfaat dalam pembangunan bangsa dan negara. Pada hakikatnya, belajar merupakan menuntut ilmu setinggi-tingginya agar tercipta sumber daya manusia berkualitas.

Terciptanya suatu negara yang maju membutuhkan moralitas yang baik pada pribadi setiap pelajar. Hal ini berlangsung sejak dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi. Rasa persatuan dan kesatuan perlu ditanamkan sebagai anak bangsa yang masih mengejar ketertinggalan dari bangsa lain. Hal ini akan sangat membantu terhindar dari perselisihan antarpelajar. Dengan demikian, kita juga akan merasa aman dan nyaman di dalam menuntut ilmu.

PENUTUP

Kegiatan illegal loging untuk jangka panjang jelas sangat merugikan bangsa dan negara. Indonesia yang kaya dengan hutan alami bukan saja menjadi kebanggaan kita, tetapi juga sebagai salah satu paru-paru dunia. Melakukan pencurian kayu (illegal loging) akan menyebabkan hilangnya devisa negara dan menghancurkan masa depan bumi ini sendiri.

Oleh karena demikian besarnya kerugian yang ditimbulkan oleh praktik illegal loging, maka diharapkan pemerintah tidak segan-segannya memberikan hukuman yang berat. Di samping itu upaya penyadaran terhadap masyarakat juga mutlak dilakukan.

Kabupaten Pekalongan khususnya, yang memiliki wilayah hutan luas sudah semestinya lebih diperhatikan oleh pemerintah. Bukan tidak mungkin, daerah ini menjadi salah satu incaran para penjarah kayu.

Untuk masa yang akan datang kita berharap, wilayah Indonesia umumnya dan kabupaten Pekalongan khususnya bisa terbebas dari praktik illegal loging ini, sehingga tercipta keseimbangan ekosistem dan nuansa kesejukan yang alami.

Semoga!

Daftar Pustaka

“80 Truk Kayu Pinus Dirazia,” Harian Pikiran Rakyat, 24 Januari 2004.

“Anggota TNI Diduga Terlibat Illegal Loging di Papua,” www.kompas.com (29 Maret 2005).

“Badut Berdasi Gunduli Hutan Sulut,” www.sulutlink.com (2 Juni 2004)

“Komnas Hutan Soroti Pencurian Kayu,” laporan Harian Suara Merdeka, 12 Februari 2005.

“Perhutani Tangkap Dua Truk Pembawa Kayu Ilegal,” Kompas, 26 April 2005.

Karangan di atas meraih Peringkat 1

Lomba Mengarang Tingkat SMP/MTs Kabupaten Pekalongan, 2006